Senin, 10 September 2012

Aku Indonesia Raya

Teks : (1 s.d 7) 1). Aku adalah Indonesia, wahai kau putra-putri bangsa! Kenapa kau berpaling dariku, kenapa kau tinggalkan budayaku, kenapa? Kau abaikan titahku padahal aku punya PANCASILA yang kokoh, padahal aku punya Bhineka Tunggal Ika, padahal aku punya UUD 45, padahal aku punya MERAH PUTIH, itu titahku. -------------- 2). Kau lebih sayang terhadap bangsa lain, kau lebih dengarkan aturan bangsa lain, kau lebih sayang terhadap budaya luar, padahal aku! Yang lebih menyayangimu, kurela kau injakkan kakimu dipunggungku, kurela kau kotori aku dengan kotoranmu, kau cucuri aku dengan darah kelahiranmu...Kusejukkan engkau dengan angin yang berhembus di Bumiku, kuberikan kau kesuburan, keindahan, ketentraman serta kedamaian. ---------------- 3). Apa telah kau berikan padaku, apa kau berikan padaku balasanmu terhadapku, apa...apa...apa kutanya? Sehingga aku menangis, aku marah..! Dan kuluapkan kemarahanku, gunungku letuskan, air lautku luapkan, tangisanku membanjirimu -------------------- 4). Wahai... Putra dan Putri Indonesia!! Padahal jelas di PANCASILA kuuraikan, padahal tlah jelas di UUD 45 kujelaskan, padahal tlah nyata di Bhineka Tunggal Ika ku serukan, padahal tlah jelas di Benderaku gambarkan jiwamu, padahal tlah kusediakan apa yang kau butuhkan di negeri agrarisku, padahal tlah kuhidupi dalam kesejukan di GEMAH RIPAH LOH DJINAWIKU. ------------------ 5). Namun kau inginkan aku marah... Namun kau inginkan aku murka... Namun kau inginkan aku bersedih. ----------------- 6). Kalian tlah koyak aku dengan cara demokrasimu. Namun tlah kau kelitik aku dengan caramu mengeruk kandunganku... Namun kau cemari aku dengan polusimu. --------------- 7). Kau banggakan aku dengan ocehanmu...teriakkanmu... Kau buatku muntah dengan mulut busukmu, aroma alkohol mu, bau badanmu dari uang harammu. Kau tlah lupa daratan, kau rakus, kau ambisi... Ingatlah! Jeritan, tangisan, cucuran darah para pejoeang yang tlah buat aku MERDEKA yang kau nikmati saat ini... Allah Hu Akbar MERDEKA... Aku Indonesia Raya --------------- semoga bermanfaat ya ----------------- Kebangkitan Negeri ini bukanlah pilihan, Kebangkitan Negeri ini adalah keharusan, Berdiri, Bersatu, Bangun INDONESIA KU, saatnya buktikan karya nyata mengukir prestasi, inspirasi diri ketingkat yang lebih tinggi.

Kisah Mistis Bung Karno dan Pusaka Gaib

Kisah ini sudah mendapatkan ijin dari Ahlul Khosois, Habib Umar bin Yahya, Pekalongan, habib Nawawi Cirebon, Habib Nur, Indramayu dan Mbah Moh, dari Pertanahan Kebumen Jawa Tengah. Semoga yang akan kami uraikan nanti bisa diambil hikmah dan manfaatnya. seperti apa ceritanya...tunggu POSTINGAN nya ok

Yayasan Raja Sultan Nusantara

YAYASAN RAJA SULTAN NUSANTARA Misi - Mengembalikan jati diri bangsa Indonesia - Melestarikan adat dan budaya kerajaan dan kesultanan nusantara guna untuk mengantisipasi pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan jati diri Bangsa Indonesia Keterangan 1. Berdasarkan Piagam Tekad Suci yang dibacakan oleh Sultan Mudaffar Sjah (Sultan Ternate) dan diikuti oleh Raja dan Sultan Nusantara yang hadir pada tanggal 27 November 2010 di Palembang bertekad: 1. Membangun masyarakat yang berbudaya dan bersatu, membangun masyarakat yang mulia dan bermartabat; 2. Meraih kejayaan Nusantara melalui persaudaraan Raja, Sultan, dan Lembaga Adat Keraton Nusantara. 2. Pertemuan di hotel Sriwijaya Jakarta tanggal 11 Januari 2011 oleh Raja dan Sultan dan pemangku Adat saat YM.Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin sebagai Tuan Rumah FKN VII akan menyampaikan laporan hasil dari Festival Keraton Nusantara VII di Palembang kepada Presiden dengan tembusan Menteri yang terkait. Dari hasil pertemuan tersebut maka berdasarkan kesepakatan para Raja dan Sultan dan Pemangku Adat yang hadir untuk menciptakan suatu organisasi/wadah yang berberntuk yayasan. 3. Pertemuan di hotel Marcopolo Jakarta tanggal 15 Januari 2011 oleh para pewaris, Raja, Sultan, Pemangku dan Pemegang Lembaga Adat Keraton Nusantara, Atas Anugerah, Rahmat dan Kekuatan Cahaya Illahi, Tuhan Yang Maha Esa, bertekad suci untuk menegakkan kembali jati diri bangsa dan membangun budaya untuk menjungjung harkat dan martabat bangsa, dengan segala upaya dan sepenuh daya untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran rakyat di bumi Nusantara melalui pembentukan Yayasan Persaudaraan Raja Sultan dan Lembaga Adat Keraton Nusantara. Dengan pengurus inti yang terdiri dari, Ketua Umum – Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, Sekretaris – KRAT Mas’ud Thoyib, dan Bendahara – Daulat Raja Agung Panaturi Hasadaon. 4. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-3817.AH.01.04.Tahun 2011 pada tanggal 16 Juni 2011 nama yayasan diubah menjadi YAYASAN RAJA SULTAN NUSANTARA (YARASUTRA). 5. Kemudian berlanjut pada pertemuan di hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 20 Juli 2011 mengenai rekomposisi Struktur Kepengurusan Yayasan Raja Sultan Nusantara yang terdiri dari Dewan Pendiri, Dewan Pembina, Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara,Dept. Advokasi & Masyarakat Hukum Adat, Dept. Humas, Dept. Adat Dan Budaya, Dept. Sosial Pendidikan Kesehatan Pemberdayaan Budaya Keraton, Dept. Penelitian, Pengembangan Sumber Informasi Umum Pendiri: 1. Sultan Mudaffar Sjah (Sultan Ternate) 2. Sultan Chair Amir (Raja Banggai) 3. PRA Arif Natadiningrat (Sultan Sepuh XIV Cirebon) 4. Sutan Muhammad Taufik Thaib 5. Sultan Banten 6. Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (Sultan Palembang Darussalam) 7. Daulat Raja Agung Panaturi Hasadaon Ketua Umum: Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (Sultan Palembang Darussalam ) Bendahara Umum : Daulat Raja Agung Panaturi Hasadaon Sekretaris Umum: KRAT Mas'ud Thoyib Adiningrat

GREEN HILTON MEMORIAL AGREEMENT GENEVA 1963

Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.
Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai “salah satu” harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini. Perjanjian itu bernama The Green Hilton Memorial Agreement Geneva. Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai tak kurang dari 57 ribu ton yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS). Kesepakatan ini berlaku tiga tahun kemudian alias 14 November 1965 (gambar di atas hanya salah satu dari sekian lembar perjanjian).
Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapapun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri. Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tau keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapapun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tau siapa yang menyimpan hingga kini. Demikianlah dokumen penting yang penulis baca dan hasil wawancara penulis dengan nara sumber dengan para tetua di dalam negeri dan wawancara dengan narasumber di Belanda, Prancis, Jerman, Singapura, Malaysia dan Hong Kong.
Bagi AS, perjanjian Green Hilton adalah perjanjian terbodoh bagi AS, karena AS mengakui aset tersebut yang sebetulnya merupakan harta rampasan perang. Menurut dokumen yang penulis baca. Harta tersebut berasal dari sitaan AS ketika menaklukkan Jerman dalam perang dunia. Jerman juga mengakui bahwa harta tersebut disita Jerman ketika menyerang Belanda. Belanda pun mengakui bahwa harta tersebut merupakan rampasan harta yang dilakukan VOC ketika menjajah Indonesia. Berdasarkan fakta yang dijumpai di lapangan, harta ini sudah pernah mau dicairkan pada 1986-1987 tapi gagal, lalu ada percobaan lagi awal 2000, juga gagal. Kini, ketika krisis menerpa AS dan dunia yang hampir membunuh sebagian besar rakyat AS, pemerintah Obama mencoba meyakinkan dunia melalui titah Puas di Vatikan bahwa AS berhak mencairkan harta ini. Atas dasar untuk kepentingan ummat manusia, agaknya hati Vatikan mulai luluh. Konon kabarnya, Vatikan telah memberikan restu itu tanpa mengabaikan bantuan kepada rakyat Indonesia.
Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Puas sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya. Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia SBY ikut menandatangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan. Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Penulis pikir DPR RI harus ikut mengklarifikasi soal status uang bantuan IMF ini. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar AS. Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia. Sebab dulu, beli beras saja pakai balokan emas sebagai alat pembayarannya. Bahkan kerajaan China membeli rempah-rempah ke Indonesia menggunakan balokan emas. Lalu bagaimana nasib tersebut, kita sebagai bangsa yang besar masih perlu mengkaji lebih lanjut. Pemerintah bersama rakyat perlu membentuk Tim Besar dan lobby yang besar ditingkat internasional untuk menduduk kembali soal harta yang disepakati dalam The Green Hilton Memorial Agreement ini. Karena ini sudah menjadi fakta sejarah yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pemerintahan SBY tidak bisa melakukan penyelidikan harta ini secara diam-diam dan hanya kalangan terbatas. Sebab harta ini milik rakyat dan bangsa Indonesia. Bukan milik pribadi Bung Karno. Keberhasilan lobby politik Bung Karno yang luar biasa ini harus diteruskan dan jangan dimentahkan begitu saja.

Minggu, 09 September 2012

Festival Keraton Nusantara Ke-VIII 2012

FKN (Festival Keraton Nusantara) Ke-VIII, tanggal 01 s.d 04 September tahun 2012 lalu diselenggarakan di Kerajaan Buton, Baubau, Sulawesi Tenggara, yang diikuti sekitar 155 Kerajaan, Kasultanan dan Lembaga Adat Nusantara. Rombongan perwakilan dari Kasultanan Banten diwakili oleh Sultan Muda Tubagus Ismetullah Al-Abbas beserta istri dan kerabat Kasultanan.

Mengenal Wajah "Banten Tempo Doeloe"

Sepertinya pepatah "Tak Kenal Maka Tak Sayang" masih relevan bagi kita yang mencintai Banten, baik orang-orang yang berasal dari bumi Banten, tinggal di Banten, ataupun yang mengenal Banten. Salah satu upaya untuk "mencintai" Banten, tidak lah salahnya kita coba lihat, foto-foto atau gambar-gambar tentang "Banten Tempo Doeloe". Dengan melihat "Banten Tempo Doeloe", kita coba rasakan kejayaan, kemasyuran, dan kemakmuran "Banten Tempo Doeloe". Foto dan gambar "Banten Tempo Doeloe" berikut, di olah dari berbagai sumber, dan sebisa mungkin diberi keterangan tentang foto/gambar tersebut. Untuk melihat lebih jelas, klik saja LINK ini

Selasa, 19 Oktober 2010

Kendang Penca Padepokan Incu Banten

Alhamdulillah pada akhirnya Padepokan Incu Banten mempunyai satu set alat kendang penca, kami haturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kang Reno Yanuar yang sudah membantu menyediakan set alat kendang penca tersebut.
Untuk Hiburan kendang penca anak anak pelajar di Padepokan Incu Banten, bisa menghubungi ke nomor : 087778573882 - Kang'Ajat