Kamis, 09 Juli 2009

Demak-Pajang-Mataram (1)

SEKILAS INFORMASI SEJARAH
( Demak - Pajang - Mataram - Ujung Kulon - Pajajaran )


DEMAK
Masa sebelum sultan Trenggono (Jawa bagian timur).
Dengan Panglima Perang nya : FATAHILLAH (saudara ipar Sultan Demak)

Kesultanan Demak di dirikan sekitar tahun 1500 M oleh Raden Fatah (Pangeran Jinbun) putra Prabu Brawijaya (Raja Majapahit terakhir dari seorang selir).

Tahun, 1478 Masehi, terjadi penyerbuan Kerajaan Kediri atas Majapahit, Prabu Brawijaya gugur dibunuh oleh Senopati Udara (Patih dari Kediri). Dengan demikian Raja Kediri Prabu Giri Indra Wardhana mengambil alih kekuasaan Majapahit.

Tapi pada
Tahun, 1498 Masehi, Prabu Giri Indra Warhana dibunuh pula oleh Senopati Udara dalam satu pemberontakan. Dan Patih Udara mengangkat dirinya menjadi Raja Majapahit dengan gelar Prabu Udara (Hamka, 1976 : 153)

Melihat keadaan ini Raden Fatah mengembangkan daerahnya BINTORO dengan para santri-santrinya.

Raja-raja pesisir tidak setuju dengan pemerintahan yang tidak sah (yang dipimpin Prabu Udara / Senopati Udara) atas Majapahit itu. Mereka lebih menyukai Raden Fatah sebagai anak keturunan Raja Majapahit.

Tahun, 1512 Masehi, Prabu Udara mengutus dari Majapahit ke Malaka (kekuasaan Portugis) untuk mengadakan kerjasama.

Tahun, 1517 Masehi, Mengadakan serangan besar-besaran ke Majapahit, akhirnya Majapahit dapat dikalahkan. Prabu Udara dan pengikutnya melarikan diri ke Bali – Pasuruan dan Blambangan. Semua barang kebesaran Majapahit dipindahkan ke Bintoro Ibukota Kesultanan Demak.

Pada masa Raden Fatah di Pulau Jawa hanya ada 2 (dua) kerajaan Hindu, yaitu :
1. Pajajaran di Jawa Barat
2. Kerajaan Blambangan di Pasuruan.

Raden Fatah (1500 M – 1518 M)
Mempunyai putra 3 (tiga) :
1. Pangeran Muhammad Yunus (1518 M – 1521 M)
2. Pangeran Sekar Seda Lepen
3. Pangeran Trenggono (1521 M – 1546 M)

Pangeran Muhammad Yunus di angkat menjadi Patih Demak (Paih Unus / Pangeran Sabrang Lor).

Tahun, 1518 Masehi, Raden Fatah wafat, dan digantikan oleh putranya Patih Unus/Pangeran Muhammad Yunus.

Tahun, 1521 Masehi, Pangeran Muhammad Yunus (Patih Unus) wafat dan tidak mempunyai putra. Pada masa ini kedua adiknya Pangeran Seda Lepen dan Pangeran Trenggono sama-sama ingin menjadi Sultan. Tapi Pangeran Seda Lepen dibunuh oleh anak sulung Pangeran Trenggono, akhirnya,
Tahun, 1521 Masehi s.d 1546 Masehi, Pangeran Trenggono di angkat jadi Sultan Demak dengan gelar Sultan Trenggono, pada saat itu yang menjadi Panglima Perang Sultan Trenggono adalah Fatahillah (Hamka, 1976 : 158-160)

Tahun, 1526 Masehi, diperintahkan Fatahillah untuk merebut Banten dari Pajajaran. Pergilah Fatahillah ke Cirebon dulu beserta 2000 pasukan untuk mendengarkan nasehat dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) sebelum menyerbu ke Pajajaran.

Karena memang sedang terjadi kerusuhan pemberontakan yang dipelopori oleh :
Pangeran Sabakingking atau Pangeran Hasanudin (Purwaka, 23)

Tahun, 1546 Masehi, Pasukan Demak dengan Bantuan Cirebon dan Banten menyerang Pasuruan, Panarukan dan Supit Urang yang merupakan daerah-daerah penting Kerajaan Hindu-Blambangan.
Pasukan Demak mengirimkan 7000 prajurit pilihan yang dipimpin langsung oleh Fatahillah (usianya 70 tahun hingga wafat) ke tiga daerah :
1. Pasuruan
2. Panarukan
3. Supit dan Urang, ketiga daerah ini dapat dikuasai.
Tetapi Sultan Trenggono gugur.

Kemudian tahta Kesultanan Demak (1546 M – 1547 M) dipegang oleh Sunan Prawoto / Pangeran Mu’min putra dari Sultan Trenggono. Tetapi baru 1 (satu) tahun menampuk kepemimpinan Sunan Prawoto dibunuh oleh misannya : Arya Penangsang (putra dari Pangeran Seda Lepen) dengan motif dendam.

Sunan Prawoto, mempunyai putra bernama Pangeran Arya Pangiri, ini pun akan dibunuhnya oleh Arya Penangsang, tapi dapat meloloskan diri dan berlindung kepada Pangeran Hadiri (adipati Kalinyamat), yang pada akhirnya Pangeran Hadiri dibunuh oleh upahan Arya Penangsang (Hamka. 1976 : 163; Berg : 1952 : 390)

Perang Saudara yang bermula dari perebutan kekuasaan di Demak ini berlangsung kira-kira 21 tahun lamanya (1547 Masehi s.d 1568 Masehi)

Tahun, 1568 Masehi, Banten lepas dari Demak. Sultan Hasanudin sebagai Sultan pertamanya.

Perang baru berakhir setelah Jaka Tingkir (sebagai menantu Sultan Trenggono) dapat membunuh Arya Penangsang dalam satu pertempuran sengit. Jaka Tingkir dinobatkan menjadi Penguasa di Demak dengan gelar Sultan Adiwijoyo.
Pusat Pemerintahan dipindahkan ke PAJANG (1568 Masehi s.d 1586 Masehi), Jaka Tingkir memerintah selama kurang lebih 16 tahun.
Sedangkan Demak dijadikan Kadipaten dengan Bupatinya Pangeran Arya Pangiri.
Jaka Tingkir atau Sultan Adiwijoyo tewas dalam pertempuran melawan pasukan MATARAM yang dipimpin oleh Sutawijoyo.


PAJANG - MATARAM
Jaka Tingkir atau Sultan Adiwijoyo dinobatkan menjadi Penguasa di Demak (1568 Masehi s.d 1586 Masehi) kurang lebih 16 tahun memerintah Demak dengan Pusat Pemerintahan di PAJANG.

Catatan :
Kepada seluruh saudara di bumi nusantara ini, dalam hal ini Padepokan INCU BANTEN tidak memiliki sumber informasi sejarah tentang Kerajaan PAJANG dan Kerajaan MATARAM. Dimohon dengan sangat kepada saudara saudara jika ada yang memiliki baik ringkasannya sekalipun dimohon dengan sangat menghubungi alamat WebBLOG ini : http://padepokanincu.blogspot.com
e-mail.: padepokanincu@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: